headlines

Alasan perubahan status 17 bandara di Indonesia.

Kehidupan di perantauan7 Mei 2024

Meskipun kita sering bangga dengan label internasional, namun hal tersebut tidak selalu memberikan manfaat yang signifikan. Hal yang sama juga berlaku untuk status bandara internasional, yang seringkali hanya berdampak kecil.

bandara internasional

Pemerintah Indonesia telah mencabut status internasional 17 dari 34 bandara internasional dalam upaya revitalisasi sektor penerbangan dalam negeri. Meskipun memiliki status internasional, banyak dari bandara-bandara ini hanya melayani penerbangan ke negara-negara tetangga, sehingga menjadikan bandara-bandara di Indonesia hanya berperan sebagai feeder untuk hub internasional.

Alasan dibalik pergantian status

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi menyatakan, sejalan dengan program transformasi InJourney Airports terkait kemajuan penataan bandara di Indonesia. Sebagai pengelola bandara, InJourney bertujuan membangun konektivitas udara yang efisien dan efektif untuk mendorong pertumbuhan pariwisata dan ekonomi melalui pengelolaan ekosistem penerbangan yang baik, termasuk bandara.

“Ada banyak bandara yang berstatus internasional tapi lama tidak ada penerbangan internasional, atau hanya 2-3 kali dalam seminggu,” kata Faik dalam keterangannya, Minggu, 28 April 2024.

Menurut dia, jarangnya perjalanan ke luar negeri di beberapa bandara internasional menyebabkan inefisiensi dan kurang optimalnya pemanfaatan fasilitas di terminal internasional.

Bandara yang terkena dampak perubahan status

17 dari 34 bandara berikut telah dicabut status internasionalnya:

  • Bandara Maimun Saleh, Sabang, Aceh
  • Raja Sisingamangaraja XII, Silangit , Sumatera Utara
  • Raja Haji Fisabilillah , Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
  • Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan
  • Bandara HAS Hanadjoeddin , Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung
  • Bandara Raden Inten II Lampung
  • Husein Sastranegara , Bandung, Jawa Barat
  • Adisutjipto Yogyakarta
  • Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah
  • Adi Soemarmo , Solo, Jawa Tengah
  • Bandara Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur
  • Supadio , Pontianak, Kalimantan Barat
  • Syamsuddin Noor, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
  • Juwata , Tarakan, Kalimantan Utara
  • Bandara El Tari, Kupang , Nusa Tenggara Timur
  • Pattimura , Ambon, Maluku
  • Frans Kaisiepo , Biak, Papua

InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan, pengurangan bandara internasional ini sejalan dengan upaya transformasi perseroan dalam mengelola bandara di Indonesia. Tujuannya adalah membangun konektivitas udara yang lebih efisien dan efektif untuk mendorong pertumbuhan pariwisata dan ekonomi melalui pengelolaan ekosistem penerbangan yang lebih baik, termasuk bandara.