headlines

Naga Bertemu Garuda: Bagaimana Tiongkok Membentuk Kembali Masa Depan Ekonomi Indonesia

Investasi25 Agustus 2025

Ya, investasi China di Indonesia sedang meningkat pesat—dan ini bukan hanya tetesan kecil, ini banjir strategis.

Dengan tarif AS untuk barang-barang Tiongkok yang melebihi 30%, banyak perusahaan Tiongkok merelokasi operasinya ke Indonesia, yang tarifnya hanya 19%. Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, menjadikannya pasar utama untuk ekspansi. Pergeseran ini merupakan bagian dari strategi “Tiongkok+1”, di mana perusahaan-perusahaan mendiversifikasi manufaktur di luar Tiongkok untuk mengurangi risiko geopolitik dan ekonomi.

Sektor Utama yang Mendapat Investasi

  • Kendaraan & Baterai Listrik : Raksasa China CATL menginvestasikan hampir $6 miliar dalam rantai pasokan baterai EV Indonesia, termasuk pabrik di Jawa Barat dan Maluku Utara.
  • Real Estat Industri : Permintaan gudang dan ruang kantor telah melonjak, dengan harga naik 15–25% tahun-ke-tahun karena minat Tiongkok.
  • Energi Bersih : China telah berkomitmen lebih dari $22 miliar dalam kesepakatan energi hijau, termasuk proyek tenaga surya, angin, dan baterai lithium.

$8,2 miliar dari Tiongkok dan Hong Kong hanya pada paruh pertama tahun 2025—meningkat 6,5% dari tahun ke tahun. Total FDI ke Indonesia mencapai $26,56 miliar pada paruh pertama tahun 2025, dengan Tiongkok sebagai salah satu kontributor terbesar.

Tantangan ke Depan

  • Birokrasi yang berbelit-belit
  • Kesenjangan infrastruktur
  • Pembatasan kepemilikan
  • Kekhawatiran atas kebijakan fiskal di bawah pemerintahan Presiden Prabowo

Dampak investasi Tiongkok terhadap Indonesia

Investasi Tiongkok sedang membentuk kembali perekonomian Indonesia dengan cara yang kuat dan kompleks—bayangkan pertumbuhan yang sangat pesat dengan sedikit peningkatan kecepatan.

Peningkatan Ekonomi

Perekonomian Indonesia tumbuh 5,12% pada Triwulan II 2025, sebagian didorong oleh arus masuk modal Tiongkok dan relokasi rantai pasokan. Harga properti di kawasan industri seperti Subang Smartpolitan di Jawa Barat naik 15–25% year-on-year, didorong oleh permintaan dari perusahaan-perusahaan Tiongkok.

Tiongkok telah mendanai pembangunan jalan, pembangkit listrik, dan pabrik nikel, membantu Indonesia memodernisasi tulang punggungnya. Pabrik-pabrik baru dan pusat-pusat logistik menciptakan lapangan kerja, terutama di wilayah seperti Cikarang dan Kendal.

Singkatnya, investasi Tiongkok bagaikan pedang bermata dua: mempercepat kebangkitan Indonesia, tetapi juga menguji kemampuannya mengelola pertumbuhan secara bertanggung jawab. Namun, momentumnya tak terbantahkan. Perusahaan-perusahaan Tiongkok bertaruh besar untuk masa depan Indonesia.